Senin, 15 September 2008

Kondisi radio sekarang, apa seperti ini

Ada beberapa orang / pendengar Patria yang tanya ke aku (salah satu penyiar Patria), dan aku coba ‘tuangkan disini (tentu kapasitasku sebagai penyiar yang masih sedikit ‘jam terbangnya’ :
“mas dHanY, kenapa Patria (Radio Patria) sekarang sepi sekali ya???, pendengar (audience) yang main ke studio sudah tidak seramai yang dulu lagi ya???”.
Menurut aku, Patria boleh dibilang memang ‘jauh’ seperti (minimal) waktu aku baru masuk di Patria (tahun 2003). Ada banyak hal yg bisa dijadikan alasan, kenapa sekarang jadi seperti ini (sebenarnya bukan hanya di Patria, karena di radio lain pun sudah seperti itu). Alasan :
1. Radio di Blitar sekarang ini bukan cuma Patria doank bung…., di Blitar sendiri radio yang menjadi anggota PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional) ada 3 (Mayangkara, Istana dan Patria), belum lagi radio pemerintah setempat (Persada - untuk Pemkab dan Mahardika - untuk Pemkot). Ditambah lagi radio (maaf) liar / komunitas, belum lagi radio luar Blitar, yang bisa diterima radio receiver di Blitar. Belum lagi radio luar Blitar, yang bisa didengarkan melalui internet (Live Streaming / Radio On Line / Radio On Demand), meskipun pendengar untuk radio yang ini di Blitar lingkupnya kecil (untuk saat ini). (itu yang dari ’secuil’ radio / dari sisi on airnya saja / diluar non air - Event).
2. Selain radio, (tidak bisa dipungkiri) TV juga telah mampu ‘mengambil’ pendengar radio (semua radio, bukan Patria saja). Dari program musiknya yang dikemas sedemikian menariknya, program Reality Show – nya, belum dari movie - nya (malah ada yg double movie / double bioskop), belum kuis dan acara - acara TV lainnya. Belum lagi TV langganan, meskipun saat ini lingkupnya masih tidak terlalu besar.
3. Dari segi masyarakatnya pun sekarang, antusiasnya pada radio tidak bisa disamakan dengan waktu dulu. Tidak bisa dipungkiri, sekarang orang sudah ‘pusing’ memikirkan naiknya harga BBM (misalnya), karena hal ini otomatis akan berdampak pada setiap sendi - sendi masyarakat. Sekarang ini disaat krisis energi dan krisis yang lain, radio masih tetap didengarkan saja, sudah bagus.
Itu beberapa alasan yang menurut aku paling kentara dipermukaan. (belum lagi yang lain - lain). Meskipun, radio (dalam hal ini Patria sendiri) juga harus ‘correct’ kedalam. Jadi Patria tidak sibuk untuk mencari alasan / ‘kambing hitam’, karena ada atau tidak ada alasan - alasan itu, toh Patria harus tetap jalan sebagai salah satu media elektronik yang harus mengudara dan tetap berkompetisi secara sehat serta tumbuh secara sehat.
Nah dari itu semua, menjadi keharusan Pihak Management Patria untuk terus memperbarui ’strategi’. Salah satunya (mungkin yang diambil Management), yang mengatur ‘inilah - itulah’, sehingga membuat sebagian yang didalamnya (tidak perlu disebut disini) mengaku kurang puas, tidak cocok, kecewa dan selalu mengeluh (mengeluh keteman dilingkup kerja, tentu tidak masalah, karena bisa mencari solusi yang terbaik untuk menyikapi apa yang telah diputuskan Management. Tapi mengeluh diluar…???, meskipun kadang ada yang ‘klimaks’ kalau sudah di’brol’ ke orang lain, bisa dipercaya??). Tentu sebagai bagian dari perusahaan dan adanya aturan dari perusahaan yang bersangkutan, (kalau masih mau menjadi bagian dari aturan itu), yang ‘inilah - itulah tadi, tentu menjadi ‘keharusan’ / mutlak / harga mati bagi yg didalamnya (terlepas dari suka / tidak suka, senang / tidak senang). Keegoan dan idealisme pribadi harus di kesampingkan untuk radio, karena radio kerja tim, bukan kerja perorangan. Meskipun masing – masing individu mengerjakan sesuai dengan job discription masing – masing, tapi pada intinya semua ada keterkaitan, saling bersinergi dan berkesinambungan dengan individu yang lain dalam sebuah ‘radio station’.
Bagaimana dengan tempat anda???

Tidak ada komentar: